Artikel ke-6
Nama : Suci Resti Fauziah
NPM : 17512167
Kelas: 3PA03
Konsep Carl Rogers
Rogers terkenal sebagai seorang tokoh psikologi
humanis, aliran fenomenologis-eksistensial, psikolog klinis dan terapis,
ide-ide dan konsep teorinya banyak didapatkan dalam pengalamanpengalaman terapeutiknya.
Ide pokok dari teori – teori Rogers yaitu individu
memiliki kemampuan dalam diri sendiri untuk mengerti diri, menentukan hidup,
dan menangani masalah–masalah psikisnya asalkan konselor menciptakan kondisi
yang dapat mempermudah perkembangan individu untuk aktualisasi diri. Menurut
Rogers motivasi orang yang sehat adalah aktualisasi diri. Jadi manusia yang
sadar dan rasional tidak lagi dikontrol oleh peristiwa kanak-kanak seperti yang
diajukan oleh aliran Freudian, misalnya toilet trainning, penyapihan
ataupun pengalaman seksualsebelumnya.
Rogers lebih melihat pada masa sekarang, dia
berpendapat bahwa masa lampau memang akan mempengaruhi cara bagaimana seseorang
memandang masa sekarang yang akan mempengaruhi juga kepribadiannya. Namun ia
tetap berfokus pada apa yang terjadi sekarang bukan apa yang terjadi pada waktu
itu. Rogers dikenal juga sebagai seorang fenomenologis, karena ia sangat
menekankan pada realitas yang berarti bagi individu. Realitas tiap orang akan
berbeda–beda tergantung pada pengalaman–pengalaman perseptualnya. Lapangan
pengalaman ini disebut dengan fenomenal field. Rogers menerima istilah self
sebagai fakta dari lapangan fenomenal tersebut.
Perkembangan Kepribadian
Konsep
diri (self concept) menurut Rogers adalah bagian sadar dari ruang
fenomenal yang disadari dan disimbolisasikan, dimana “aku“ merupakan pusat
referensi setiap pengalaman. Konsep diri merupakan bagian inti dari pengalaman
individu yang secara perlahan dibedakan dan disimbolisasikan sebagai bayangan tentang
diri yang mengatakan “apa dan siapa aku sebenarnya“ dan “apa yang sebenarnya
harus saya perbuat“. Jadi, self concept adalah kesadaran batin yang
tetap, mengenai pengalaman yang berhubungan dengan aku dan membedakan aku dari
yang bukan aku.
Konsep diri ini terbagi menjadi 2 yaitu konsep diri
real dan konsep diri ideal. Untuk menunjukkan apakah kedua konsep diri tersebut
sesuai atau tidak, Rogers mengenalkan 2 konsep lagi yaitu:
1.
Incongruence Incongruence adalah ketidakcocokan antara self
yang
dirasakan dalam pengalaman aktual disertai pertentangan
dan
kekacauan batin.
2.
Congruence
Congruence
berarti situasi dimana pengalaman diri diungkapkan dengan
seksama dalam sebuah konsep diri yang utuh, integral, dan sejati.
Menurut Rogers, para orang tua akan memacu adanya incongruence
ini ketika mereka memberikan kasih sayang yang kondisional kepada
anak-anaknya. Orang tua akan menerima anaknya hanya jika anak tersebut
berperilaku sebagaimana mestinya, anak tersebut akan mencegah perbuatan yang dipandang
tidak bisa diterima. Disisi lain, jika orang tua menunjukkan kasih sayang yang
tidak kondisional, maka si anak akan bisa mengembangkan congruence-nya.
Remaja yang orang tuanya memberikan rasa kasih sayang kondisional akan meneruskan
kebiasaan ini dalam masa remajanya untuk mengubah perbuatan agar dia bisa
diterima di lingkungan. Dampak dari incongruence adalah Rogers berfikir
bahwa manusia akan merasa gelisah ketika konsep diri mereka terancam. Untuk melindungi
diri mereka dari kegelisahan tersebut, manusia akan mengubah perbuatannya
sehingga mereka mampu berpegang pada konsep diri mereka. Manusia dengan tingkat
incongruence yang lebih tinggi akan merasa sangat gelisah karena
realitas selalu mengancam konsep diri mereka secara terus menerus. Setiap
manusia memiliki kebutuhan dasar akan kehangatan, penghargaan, penerimaan,
pengagungan, dan cinta dari orang lain. Perkembangan diri dipengaruhi oleh
cinta yang diterima saat kecil dari seorang ibu. Kebutuhan ini disebut need
for positive regard, yang terbagi lagi menjadi 2 yaitu conditional
positive regard (bersyarat) dan unconditional positive regard (tak
bersyarat).
Person centered therapy Terapi
ini disebut juga client centerd therapy (terapi yang berpusat pada pasien) atau
terapi nondirektif. Tehnik ini pada awalnya dipakai oleh Carl Rogers (1902-1987)
Pada tahun 1942. Sejak itu banyak prinsip Rogers yang dipakai dalam terapi
diterima secara luas. Tetapi, tehnik ini dipakai secara lebih terbatas pada
terapi mahasiswa dan orang-orang dewasa muda lain yang mengalami
masalah-masalah penyesuaian diri yang sederhana. Carl Rogers berpendapat bahwa
orang-orang memiliki kecenderungan dasar yang mendorong mereka ke arah
pertumbuhan dan pemenuhan diri. Dalam pandanganan Rogers, gangguan-gangguan
psikologis pada umumnya terjadi karena orang-orang lain menghambat individu
dalam perjalanan menuju kepada aktualisasi diri. Rogers mengdefinisikan enam
faktor utama yang merangsang pertumbuhan dalam individu. Dia menyarankan bahwa
ketika kondisi ini terpenuhi, orang akan tertarik ke arah pemenuhan
konstruktif.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar